Wilayah Sungai (WS) strategis nasional Lombok (luas 4.738 km2 ; 196 DAS, 3,23 juta jiwa ; 4 kab dan 1 kota sebagai ibukota Prov NTB) terdapat hujan 1.100 – 1.515 mm, evaporasi 2,26 - 6,23 mm/hari, 307 unit mata air (0,05 – 1,458 lt/dt) dengan ketersediaan air permukaan andalan 2.721 Mm3. Dalam upaya pendayagunaan SDA dilakukan di 53 DAS utilitas (73% luas WS) dengan kebutuhan air 3.345 Mm3 (3% RUMKOT-SINIK, 97% irigasi). Mengingat ketersediaan air tidak merata, maka dilakukan interkoneksi 12 DAS melalui saluran suplesi High Level Diversion (HLD). Fasilitas ini memindahkan air dari barat hulu ke bagian tengah-selatan-timur, kemudian kembali ke barat hilir (Interdependent system).
DATA PRASARANA SDA :
Dalam rangka tugas wajib balai untuk pelayanan publik, Unit Alokasi Air dibentuk melalui Surat Keputusan Kepala BWS NT I, Nomor : 856/KPTS-AS/BWS-NTI/2012), sebagai simpul utama alokasi air antar bangunan pengambilan air (headwork/HW) di sistem sungai. Unit ini menyiapkan rancangan Rencana Alokasi Air Tahunan (RAAT) sampai Direct Instruction Real Time Operation (DIRTO) dari dan ke operator HW. Selain itu, melengkapi rekomendasi teknis pengajuan surat ijin penggunaan air (SIPA).
Tugas Unit Alokasi Air:
Menyelenggarakan pengelolaan alokasi air yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian, pemantauan dan evaluasi serta koordinasi.
Fungsi Unit Alokasi Air:
Kegiatan alokasi air dimulai sejak era WOC (Water Operation Center) pada tahun 1991 (Skep Ka.Dinas PU Prov. NTB No.30/KPTS/DPU/91).
Dalam perjalanan alokasi air sampai sekarang, perlu perubahan paradigma lama yang bercirikan tunggal, turun temurun, tradisional, teka-teki dan tumpang tindih menuju paradigma baru yang matematis-modeling, mutakhir, multiguna dan manajemen terpadu. Transformasi paradigma tersebut memerlukan; i) kampanye water is public goods, ii) konsep alokasi air secara water share di sistem dan antar sistem, dengan goal faktor-K max-equal antar pengguna sejenis (dalam hal ini irigasi) sekaligus kuota ekosistem dan iii) kerja bersama antar stakeholders dan pengguna air.
Sejak 2011 unit ini telah/akan melaksanakan :
Studio WTC merupakan pusat kendali alokasi air secara feedback dari/ke lapangan. Studio ini dilengkapi display room untuk expose, briefing operator dan special training. Ke depan, studio WTC akan dikembangkan untuk flood early warning system (tahun 2022).